Nyali tak lagi menciut dalam kabut yang
semakin berlutut
Kau boleh membawa pergi kata yang mencari
arti dimana mereka berlari
Dalam asap hijau yang tak pernah melepaskan
tangan kering mereka
Jarak yang semakin terbatas dengan para
pengawas yang membatas di kapas kapas pembatas.
Kalau kau berlari sejauh mega yang tak
mengerti kemana engkau beradu mengadu rancu
Kau mungkin terbawa arus kurus pembawa
benih
Menerpa lirih
Menyapu bersih
Kapur kapur sirih
Dari balik benih
Di jalan apa saja kau meyakini secuil perekat
gerbang pembawa naluri
Kan kau temukan jiwa nadi arus sungai
pengabai jiwa yang terbengkalai
Ujung sampan pembawa lotus hingga yang
meletus bagai melitus
Ujung kurus yang melurus
Ujung kurus yang merebus
Ujung jurus yang mengapus
Ujung kurus yang mengutus
Cukup dua sampan yang harus bergerak lurus
Dan jangan ada lagi tali pengikat yang
melemparkan kawat pesawat yang mulai berkarat dan tak berserat.
Merebah dalam hitungan nadi yang berdetik
Dan kau kan melihat kaca menara yang
terbang di angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar