Sampan itu menaburkan serpihan cintanya.
Dari yang telah lama diketuk untuk keluar
menghampiri angsa bersayap.
Sejauh ini jiwa hidup hanyalah kabut
penyumbat kantong mata
Bahkan ada satu nyawa dibalik dinginnya
raga.
Dia pergi mengorek benda-benda kecil dari
sampan yang telah lama mengeras.
Takkan mungkin ada yang mau melakukan itu
tanpa ada kesabaran memenuhi sebuah keyakinan bahwa sampan yang keras itu
lama-lama juga bisa membentuk estetika.
Kesungguhan hati untuk membuat komitmen
pada jiwa agar fokus pada satu hati.
Jiwa yang keras tak selamanya keras.
Jiwa yang lembut tak selamanya lembut.
Sampan itu keras
Air itu lembut
Air dengan lembut dan sabar selalu
membelai Sampan keras penggerak agar selalu melaju dengan damai.
Sampan tak bisa bergerak tanpa air,
Dan air tak bisa merasa berharga tanpa
adanya Sampan
Karena dua jiwa yang tak sempurna
disatukan agar membentuk rangkaian yang berguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar