Minggu, 16 Juni 2013

Gedung Pemarah

Disini banyak gedung-gedung yang menjulang tinggi. Banyak orang-orang bertubuh besar yang berlalu-lalang kesana kemari. Setiap kali aku lewat, mereka acap kali menampakkan muka suramnya padaku. Namun ada juga yang mendekatiku dan memeluk erat tubuhku. Mereka semakin senang bila  melihatku nampak bingung dan berusaha berlari. Mereka senang menggertakku yang sedang bermain sendiri. Mereka adalah orang sibuk yang menggertakkan kakinya dengan keras pada lantai yang selalu tidur. Wajahnya selalu nampak bercahaya ketika doanya terkabul. Bahkan mereka selalu membagi sedikit lauknya padaku. Tubuh mereka besar dan tinggi, terkadang lembut terkadang pula kasar. Benda raksasa yang bergerak ini tak pernah puas melihatku menderita.
Sudut gembilang yang termakan janji biru dan membawa satu arti yang tak cukup dimaknai dalam ikatan sanubari. Gembala kecil yang menyanyi seolah tak pernah lupa mengangkat dagunya agar mereka sedikit ditakuti. Tak banyak angsa yang menceburkan dirinya demi mendapat sesuap nasi. Tak ada lagi kata puas dalam tubuh kering nan kurus ini. Mereka tetap saja berlayar menerjang bus kota yang kentut. Bahkan mereka tak pernah memarahi mereka yang kentut sembarangan di jalan. Kentut mereka terlihat jelas menyusup dimana-mana. Tangki-tangki besar pengangkut selalu mengisi tubuh mereka. Namun mereka tak berterima kasih padanya, malah mereka membuangnya dengan sebuah ejekan hina yaitu melalui lubang bagian belakang.
Katak kecil yang bermain air di dalam senyawa mengoyak ikan-ikan dengan tatapan bola mata mereka yang seperti bulan. Setiap kali aku masuk dalam ruangan ini mereka selalu menyeretku keluar dan memaki-makiku. Aku berlari dan menatap tajam mereka. Ingin kurobek bibir yang selalu bergetar itu. Mataku kupusatkan pada sebuah santapan lezat di sudut ruangan. Dengan cepat aku membidiknya dan berlari sekencang-kencangnya meninggalkan mereka. Mereka mengangkat kepalan tangannya dan berlari mengejarku. Suara mereka sangat keras, tapi tak satupun ada maksud dari ucapan mereka yang aku tangkap. Akhirnya aku bisa terlepas dari mereka. Mereka yang bertubuh bersih dan indah tak pernah mau menerimaku.
Aku dianggap makhluk kotor yang tak boleh mengganggu kehidupan mereka. Mereka selalu melarangku mengeluarkan kotoran di lantai. Mereka tak pernah berpikir bagaimana rasanya menahan kotoran ini agar tidak keluar. Mereka melarangku, namun tak memeberikan solusi dimana tempat yang tepat untukku agar aku bisa menghela nafas untuk mengeluarkan kotoran ini dengan tenang. Seperti halnya yang mereka lakukan, yaitu membuat tempat khusus untuk membuang kotorannya agar tidak mengganggu orang lain. Mereka menindas tempat tinggalku dan menjadikannya menjadi hunian mereka. Aku pun bersabar karna tak punya kekutatan super yang bisa menegur mereka. Mereka tak memberikanku rumah pengganti, malah mereka selalu mengusirku yang sedang berkunjung ke bekas rumahku.

Aku sudah berlari jauh meninggalkan mereka. Aku ikhlaskan saja tempat tinggal lamaku. Tapi aku akan tetap berkunjung kesana menyambut hidangan-hidangan lezat yang selalu tersedia di meja makan mereka. Disana ada semak-semak dan ikatan bambu yang membentuk sebuah pondasi. Aku memasuki rangkaian bambu yang membentuk gowa itu. Tempat ini sepertinya nyaman untukku. Kesannya memang tidak mewah. Berbeda dengan ruangan di bangunan tinggi yang sangat bersih dan indah tadi. Didalamnya ada manusia bertubuh kecil yang sedang tertidur pulas. Aku mendekatinya dan menjilat keningnya. “meonggg... meoongg...”, aku menyapanya dengan ramah. Dia membuka matanya dan tersenyum melihatku. Aku senang melihatnya bahagia dan menyambutku  dengan senyuman ramahnya. “meonggg.....”. dia sudah tak kuat lagi membuka matanya dan segera menutupnya. Aku ikut tertidur pulas disampingnya.

2 komentar:

  1. sudah kuduga sejak kalimat 'Mereka selalu melarangku mengeluarkan kotoran di lantai'....hahaha arek iki reekkk....sip kon...
    sek akeh kata salah ketik no,,sido melu flp po g?

    BalasHapus
  2. oke... :)
    thanks for feel free to leave a comment
    revisi buat karya selanjutnya
    :D

    BalasHapus