Rabu, 26 Juni 2013

Sajak Ikan

Hanya mereka yang mengatakan bahwa tak sedikitpun dari mereka berkata tidak.
Dalam api perunggu yang telah lama terbuang dalam paruh waktu yang mulai menyusut.
Dan kini hanya ada satu kata maaf yang tak pernah keluar dari mulut mereka.
Aku tak pernah memakan angsa yang berlari memotong jalanku.
Hanya saja aku teluka ketika mereka menghembuskan nafas ke arah makananku.
Mereka seperti kelinci yang memakan halus kerbau perkasa milik tetangga.
Dari waktu yang mulai kelam hingga fajar yang mulai gemelintang.
Setidaknya kau memang tak mengerti langkahku.
Tapi apakah kau tega memeotong langkah yang sudah lama aku rajut.
Kau memag menganggap ini hanyalah suatu hal yang sepele dan tak berguna tanpa merasa terbuai dengan sesuatu yang ada.
Mereka pikir aku hanya sesuap ikan yang berlayar di penguhujung tombak yang tak pernah mau mengira bahwa aku berhak memilih jalanku.
Berteriaklah saja dengan tubuhmu
Kau berlari
Kau tertawa
Kau menghilang
Lakukan saja

Tapi aku akan berubah menjadi gajah raksasa jika kau berani memakan jalan-jalan yang telah kuukir sejauh rasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar