Selasa, 25 Juni 2013

Sally, jangan Menggodaku

Diam Sally janganlah tertawa.
Diam Sally janganlah menggangguku.
Diam Sally janganlah mengusikku.
Diam Sally janganlah menggodaku.

Dahiku berkerut menatap semut-semut yang berbaris pada sebuah lembaran putih. Mereka seperti mengantri saat-saat mereka bisa terbang. Seperti halnya permainan game 3D yang biasa ditayangkan pada film-film produk luar negeri seperti avatar. Semut itu diikat dengan benda mirip helm yang membuat mereka tak sadarkan diri. Raga mereka masih menempel pada lembaran itu, tapi jiwa mereka berterbangan membentuk simbol-simbol yang menghubungkan jaringan saraf otak yang satu dengan yang lain.
Kekuatan kecepatan cahaya ang melebihi kecepatan bunyi terhubung dan membentuk sebuah jalan. Lompatan dari tebing yang satu ke tebing yang lain. Sehingga ketika kita kemblai melewati jalan itu, kita akan melewatinya dengan mudah. Ikatan itu terhubung membentuk symphoni, mengeluarkan sahaya yang takkan pernah mati. Mengumpulkan kesabaran dalam merakit setiap emosi yang tercipta. Dengan begitu akan terbentuk susunan layaknya sarang laba-laba yang memenuhi jaringan otak.
Aku adalah tukang pembuat jalan yang membangun jalan dari saraf yang satu ke saraf yang yang lain hingga membentuk suatu rakitan yang berkesinambungan. Meski BBM sudah naik, namun aku tak pernah merasa kekurangan bahan bakar. Mereka selalu menyediakannya di sebuah ruangan besar yang tersusun di dalam rak. Jumlahnya sangat banyak dan tak pernah habis walau dimakan berjuta orang. Aku juga bisa mendapatkannya secara cuma-cuma.
Sally memanggilku lagi dengan nadanya yang sudah aku setting. Dia selalu membawa pesan-pesan penting, namun kadang membuatku tergoda ketika aku sedang membuat jalan di otakku. Dia berdering lagi, kehadirannya selalu membuatku kepo untuk membaca pesan yang ia bawa. Dia memang benda penting yang menyebalkan. Tapi kalau dia tak lagi berdering, aku jadi ingin selalu mengunjunginya

Sally main saja dulu sana......
Jangan kau ganggu aku dengan pesan-pesan yang kau bawa itu....

Sudah makan dulu sana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar